Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan
Peneliti Analisa Lubang Hitam Kanibal
Diposting oleh risky
Peneliti Analisa Lubang Hitam Kanibal
Analisa membutuhkan superkomputer dengan 70 ribu prosesor, dan baru kelar dalam 3 bulan.

READ MORE - Peneliti Analisa Lubang Hitam Kanibal
Analisa membutuhkan superkomputer dengan 70 ribu prosesor, dan baru kelar dalam 3 bulan.

Dulu para peneliti mengatakan adalah mustahil sebuah lubang hitam bisa melahap lubang hitam lainnya di antariksa. Namun, kini teka-teki itu terjawab sudah.
Baru-baru ini para peneliti menganalisa lubang hitam kanibal, yang bisa memakan lubang hitam lainnya yang berukuran lebih kecil.
"Saat dua lubang hitam bertabrakan, pada skenario astrofisika sebenarnya, mereka memiliki ukuran yang tidak sama," kata Carlos Lousto, peneliti Center for Computational Relativity and Gravitation, Rochester Institute of Technology, kepada Discovery News.
Andromeda Berasal dari Tabrakan 2 Galaksi
Diposting oleh risky
Andromeda Berasal dari Tabrakan 2 Galaksi
Tim peneliti mengungkap kelahiran Andromeda berkat tubrukan 2 galaksi, 9 miliar tahun lalu
READ MORE - Andromeda Berasal dari Tabrakan 2 Galaksi
Tim peneliti mengungkap kelahiran Andromeda berkat tubrukan 2 galaksi, 9 miliar tahun lalu
![]() |
Sebuah tim peneliti internasional baru-baru ini menyimpulkan bahwa kelahiran Andromeda, galaksi tetangga yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti, dibidani oleh tabrakan dua galaksi.
Menurut tim tersebut, Andromeda berasal dari dua galaksi yang bertubrukan pada sekitar sembilan miliar tahun lalu, sebelum pada akhirnya melakukan fusi (bergabung) secara permanen, pada sekitar 5,5 miliar tahun yang lalu.
Hasil riset tim peneliti yang telah dipublikasikan pada Astrophysical Journal itu, juga telah berhasil disimulasikan melalui komputer. Kedua galaksi asal, adalah galaksi-galaksi yang memiliki ukuran lebih kecil dari ukuran Andromeda saat ini.
Teori Baru Lahirnya Jagat Raya
Diposting oleh risky
Teori Baru Lahirnya Jagat Raya
Jagat raya tidak ada asal muasalnya. Big Bang merupakan awal dari aeon sebelumnya.

Seorang kosmolog utama Oxford University menyatakan bahwa ia berhasil mengamati efek kosmik dari sebuah kejadian yang mendahului Big Bang.
Roger Penrose, kosmolog itu menyebutkan, saat mengamati radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik, ia menemukan gema dari kejadian-kejadian sebelum Big Bang. Berarti, Big Bang bukanlah awal terciptanya jagat raya seperti yang diyakini saat ini.
Penrose menyebutkan, ada lubang hitam yang hadir sebelum Big Bang dan telah meninggalkan pengaruh yang bisa diamati di alam raya kita. Bentuknya seperti lingkaran konsentrik di sekitar kluster galaksi di mana di dalamnya terdapat variasi temperatur yang rendah.
R136a1, Bintang Terbesar Sejagat Raya
Diposting oleh risky
R136a1, Bintang Terbesar Sejagat Raya
Berukuran 265 kali lebih besar, sinarnya 10 juta kali lebih terang dibanding Matahari.
READ MORE - R136a1, Bintang Terbesar Sejagat Raya
Berukuran 265 kali lebih besar, sinarnya 10 juta kali lebih terang dibanding Matahari.
Sekelompok astronom asal Inggris berhasil mendeteksi sebuah bintang yang paling besar yang pernah dilihat manusia. Bintang raksasa itu memiliki ukuran 265 kali lipat lebih besar dibanding Matahari kita.
Saking besarnya, bintang itu dapat mengubah teori tentang bagaimana proses lahirnya bintang. Bahkan diperkirakan, saat lahir ia mencapai ukuran 320 kali Matahari.
Sebelum ini, menggunakan model yang digunakan oleh peneliti, diketahui bahwa ukuran maksimal bintang adalah 150 kali lipat dibanding Matahari kita. Apapun yang berukuran di atas itu terlalu sulit untuk terbentuk menjadi bintang.
Namun, dikutip dari BBC, 25 Desember 2010, Paul Crowther, astronom asal University of Sheffield, Inggris, setalah mengamati gambar-gambar yang ditangkap oleh Very Large Telescope di Chile dan teleskop ruang angkasa Hubble, menemukan bintang yang melampaui ukuran maksimal itu.
Foto Terbaru Keindahan Cahaya Planet Saturnus Yang Menakjubkan
Diposting oleh risky
Foto Terbaru Keindahan Cahaya Planet Saturnus Yang Menakjubkan

Para ilmuwan berharap mempelajari aurora Saturnus akan memberikan informasi lebih lanjut tentang kami Utara sendiri dan Lampu Selatan. Gambar ini terdiri dari 65 tembakan tunggal yang diambil oleh spektrometer pada Cassini pada tanggal 11 November 2008. Cahaya hijau di sekitar kutub selatan adalah aurora seperti di Bumi
Sebuah video dan gambar adalah bagian dari sebuah studi baru yang, untuk pertama kalinya, ekstrak informasi tentang aurora Saturnus dari seluruh katalog dari gambar yang diambil oleh instrumen spektrometer pemetaan visual dan inframerah (VIMS) kapal Cassini.
Pesawat Luar Angkasa Jepang ‘Angkut’ Debu Asteroid
Diposting oleh risky

JAXA, agensi luar angkasa milik Jepang, mengatakan contoh sampel yang dibawa oleh pesawat Hayabusa dari sebuah asteroid bernama Itokawa, bisa saja merupakan petunjuk dari penciptaan
dan pembentukkan tata surya kita. Pengambilan sampel benda luar angkasa ini adalah yang keempat dalam sejarah, termasuk contoh batuan bulan yang diambil dari misi Apollo, materi komet yang diambil dari misi Stardust dan lain-lain. Demikian seperti yang dikutip dari Associated Press, Selasa (16/11/2010).
Kapsul dari pesawat Hayabusa mendarat dengan sukses di gurun Australia pada bulan Juni setelah melakukan perjalanan angkasa selama tujuh tahun dan enam miliar kilometer, meskipun serangkaian kegagalan kecil terus mengancam misi tersebut.
“Hasil-hasil ini telah melampau pengharapan kami. Saya tidak yakin bagaimana anda bisa mengekspresikan sesuatu yang melewati impian anda,” ujar project-chief, Junichiro Kawaguchi.
“JAXA telah menganalisis 1.500 partikel mikroskopik di kapsul tersebut dan menyatakan bahwa kebanyakan dari partikel itu berasal dari asteroid, berdasarkan pada komposisi mineralnya,” ujar pihak JAXA.
Pesawat Hayabusa, yang diluncurkan pada tahun 2003, mencapai asteroid Itokawa pada tahun 2005. Setelah mengambil foto asteroid yang berukuran 500 meter tersebut, Hayabusa mendarat di permukaannya pada bulan November 2005. Pesawat tersebut lalu dipulangkan kembali ke Bumi setelah mendapat kebocoran bensin dan sempat hilang kontak dengan stasiun Bumi selama tujuh pekan.
Hayabusa dirancang untuk menembak sebuah peluru ke permukaan asteroid, yang akan hancur dan mendorong materinya melalui tabung ke dalam kotak penyimpanan sampel. Tidak jelas apakah peluru tersebut betul-betul ditembakkan, akan tetapi para ilmuwan percaya bahwa dampak pendaratan Hayabasa diItokawa telah membuat beberapa materi debunya ke atas dan masuk ke kotak penyimpanan sampel.
Pihak JAXA mengatakan bahwa tujuan dari proyek senilai 200 juta ini adalah untuk memahami pembentukkan dan evolusi dari tata surya. Para ahli dari NASA dan Australia juga dilibatkan dalam misi ini.
Dikutip dari http://techno.okezone.com/read/2010/11/16/56/393926/pesawat-luar-angkasa-jepang-angkut-debu-asteroid
10 Planet Baru Yang Unik & ANEH (MUST KNOW)
Diposting oleh risky
Alam semesta tidak ada habisnya untuk dijelajahi dan dipelajari. Pada tahun 1990, para ilmuwan menemukan sejumlah planet baru yang aneh dan unik di luar tata surya (exoplanet). Planet-planet tersebut sangat beragam. Mulai dari planet api, planet berukuran raksasa, planet berbatu, planet yang tidak memiliki bintang, dan banyak lagi. Hingga kini, penemuan exoplanet mencapai 230 planet. Berikut adalah daftar sepuluh exoplanet 2009 versi Space.com
1. Sang Kuda Api

Planet 51 Pegasi b adalah exoplanet pertama yang ditemukan para pemburu planet pada 1990. Planet mirip Jupiter, namun bertemperatur panas ini diberi julukan Bellerphon, pahlawan mitos Yunani yang menjinakkan kuda bersayap Pegasus. Pemberian julukan tersebut berdasarkan gugus bintang Pegasus, lokasi planet itu.

Berjarak hanya 10,5 tahun cahaya, Epsilon Eridani b adalah exoplanet terdekat dengan bumi. Planet tersebut mengorbit jauh dari bintangnya sehingga air atau kehidupan mustahil ada.
3. Planet Tanpa Bintang

Terdapat sejumlah exoplanet yang memiliki bintang atau matahari lebih dari satu, bahkan hingga memiliki tiga matahari. Lain halnya dengan Planemos. Planet tersebut hanya “mengambang” begitu saja tanpa mengitari bintang apa pun.
4. Si Gesit

Planet SWEEPS-10 hanya berjarak 740.000 mil dari bintangnya. Saking dekatnya, planet yang disebut ultra-short-period planets (USPPs) itu hanya membutuhkan waktu kurang dari satu hari untuk mengorbit. Satu tahun di sana sama dengan sepuluh jam di bumi.
5. Dunia Api dan Es

Planet ini “terkunci” pada bintangnya, sama seperti bulan yang selalu menjadi satelit bumi. Jadi, satu sisi dari planet Upsilon Andromeda b selalu menghadap ke sana. Posisi ini menciptakan temperatur paling tinggi yang sejauh ini diketahui para astronom. Satu sisi planet sangat panas bagai lahar, sedangkan sisi lainnya bertemperatur sangat dingin.
6. Cincin Raksasa

Planet yang mengorbit pada bintang Coku Tau 4 ini adalah exoplanet termuda yang berumur kurang dari satu juta tahun. Para astronom mendeteksi keberadaan planet ini dari lubang besar dari cincin planet tersebut. Lubang tersebut berukuran sepuluh kali lebih besar dari bumi.
7. Si Tua Bangka

Planet tertua yang juga disebut primeval world ini berumur kurang lebih 12,7 miliar tahun. Para ilmuwan menduga planet tersebut terbentuk delapan miliar tahun silam sebelum bumi terwujud dan hanya berselisih dua miliar tahun dari kejadian Big Bang. Penemuan ini menimbulkan wacana bahwa kehidupan mungkin terjadi lebih awal dari yang diduga selama ini.
8. Planet yang Menyusut

Serupa dengan SWEEPS-10, planet HD209458b mengorbit sangat dekat dengan bintangnya sehingga atmosfer planet tersebut tersapu oleh angin stellar. Sejumlah ilmuwan mengestimasi planet tersebut kehilangan sepuluh ribu ton material setiap detiknya. Pada akhirnya, mungkin hanya inti dari planet itu yang akan tersisa.
9. Si Atmosfir Tebal

Planet HD 189733b adalah planet pertama yang atmosfernya “tercium” oleh para ilmuwan. Dengan menganalisis cahaya dari sistem bintang planet itu, astronom mengatakan atmosfir planet tersebut tertutup oleh semacam kabut tebal serupa dengan butiran pasir. Sayangnya, air tidak terdeteksi di planet tersebut. Namun, pemburu planet menduga ada kehidupan di balik kabut tebal itu.
10. Kembaran Bumi?

Gliese 581 C adalah exoplanet yang saat ini banyak menarik perhatian para ilmuwan di seluruh dunia. Pasalnya, planet terkecil di luar sistem tata surya ini berada di “zona aman”. Artinya, planet ini terletak tidak terlalu jauh maupun terlalu dekat dengan bintangnya, sama seperti posisi bumi kita dengan matahari. Penemuan ini menaikkan probabilitas terdapat air atau bahkan kehidupan di sana. Planet ini 50 persen lebih besar dan lima kali lebih masif dari bumi.
sumber: http://fenz-capri.blogspot.com/2010/08/10-planet-baru-yang-unik-aneh-must-know.html
Planet Baru "Mirip Bumi" Berlimpah Air"
Diposting oleh risky
Penemuan "dunia tirta" baru (planet serupa Bumi yang berlimpah air) yang mengorbiti satu bintang dalam jarak 40 tahun cahaya menjadi planet pertama yang diketahui mirip Bumi dan membuat manusia menjadi cukup dekat untuk bisa mengendus atmosfernya, kata para astronom seperti dikutip jurnal Nature.
Dinamai GJ 1214b, ukuran planet ini hanya sekitar 2,7 kali ukuran Planet Bumi dengan massa kira-kira 6,5 kali lebih berat dari Bumi.
Berdasarkan berat jenisnya, para ilmuwan mengira GJ 1214b mengandung 3/4 air likuid dengan inti padat dari besi dan nikel serta atmosfer hidrogen dan helium yang merupakan mirip dengan Bumi.
Namun dalam banyak cara lainnya, planet ini adalah "binatang kejam yang sangat berbeda" dari Bumi yang kita tinggali, kata para ilmuwan.
"Pada dasarnya ini adalah satu samudera luas," kata kepala peneliti David Charbonneau dari Pusat Astrofisika Smithsonian, Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts.
"(Di planet ini) tidak ada satu pun benua yang mengambang di atas atau menyeruak dari air."
Lebih dari itu, GJ 1214b lebih panas dibandingkan Bumi dan atmosfernya sepuluh kali lebih tebal dibandingkan planet kita, kata para peneliti.
Hal ini mungkin membuat apapun sulit untuk hidup seperti selama ini kita ketahui. Untuk para pemula, tekanan atmosfer terhadap permukaan planet itu besar sekali dan cahaya yang sangat sedikit sulit menembus kabut demi mencapai samudera planet tersebut.
Planet baru menyerupai Bumi ini tetaplah sangat asing.
Planet Super-Earth baru itu ditemukan dengan menggunakan proyek MEarth, satu unit perangkat teleskop kecil berbasis di Bumi yang digunakan untuk mendeteksi perubahan dari menit ke menit dari kekuatan cahaya bintang-bintang merah nan redup yang disebut dengan M dwarfs (bintang cebol).
Kelipan periodik cahaya bintang bisa disebabkan oleh planet-planet yang secara terpisah transit atau mengitari bintang-bintangnya. Karena bintang cebol M dwarfs lebih buram ketimbang bintang-bintang seperti Matahari, maka menjadi lebih mudah menjejak pengurangan kekuatan cahaya yang disebabkan oleh planet-planet seukuran Bumi yang lebih kecil massanya.
Kendati GJ 1214b tidak langsung terlihat, perubahan pasti dalam cahaya bintang karena jejak perjalanannya, memungkinkan para astronom bisa menakar ukuran dan massa planet tersebut, yang nantinya menawarkan petunjuk-petunjuk terhadap komposisi planet itu.
Dan karena dunia tirta begitu dekat ke Bumi, demikian Charbonneau, teleskop optik yang berbasis di antariksa seperti Hubble atau Kepler bisa seharian digunakan untuk mengendus kandungan kimia pasti dari atmosfer planet serupa Bumi itu.
"Sejumlah cahaya dari bintang cebol itu menembus atmosfer planet serupa Bumi tersebut (seperti cahaya Matahari menembus Bumi), dan menempel pada fitur-fitur atom dan molekul apa saja yang ada," kata Charbonneau.
Secara keseluruhan, penemuan ini adalah "pencapaian yang menjadi tonggak" yang bisa menutup kesenjangan ilmiah dalam planetologi, kata Greg Laughin, ilmuwan astrofisika pada Universitas California, Santa Cruz, yang tidak terlibat dalam penelitian itu.
"Saya selalu membayangkan seperti apakah bentuk planet bermassa enam kali dari Bumi itu. Kini kita mengetahuinya. Planet itu benar-benar sangat berbeda dari sistem tata surya kita," kata Laughlin
.




sumber: http://fenz-capri.blogspot.com/2010/09/planet-baru-mirip-bumi-berlimpah-air.html
NASA akan Kunjungi Matahari Tahun 2018
Diposting oleh risky

NASA akan kirim satelit (probe) ke matahari ke korona matahari pada tahun 2018 nanti untuk mengetahui mekanisme pemanasan matahari dan cara terbentuknya badai surya. Satelit bernama Solar Probe Plus juga diharapkan bisa menjawab sebuah misteri mengapa atmosfer matahari 200 kali lebih panas daripada permukaan matahari.
Misi ini merupakan misi bunuh diri. Solar Probe Plus akan masuk ke tempat dengan suhu lebih dari 1.400 derajat Celcius. Tameng panas yang dimilikinya belum tentu dapat bertahan dari panas tersebut dan bisa terlepas dari badan satelit. Para peneliti dari John Hopkins University Applied Physic Lab berusaha agar pesawat itu bisa bertahan selama mungkin agar berhasil mendapatkan pengukuran di atmosfer matahari.
"Tujuan utama proyek ini adalah mendeteksi partikel dan melakukan pengukuran di tempat. Kalau kita mengukur hanya menggunakan serpihan tameng, perhitungan tak berhasil," kata Andy Dantzler, Project Manager Solar Probe Plus. Selain dibuat agar mampu bertahan selama mungkin, Solar Probe Plus juga harus ringan sehingga bisa terbang mendekat ke matahari.
Solar Probe Plus dijadwalkan terbang tahun 2018. Dua bulan setelah lepas landas, Solar Probe Plus akan tiba di sekitar orbit Venus dan mulai mengelilingi matahari sebanyak 24 kali untuk mendekat perlahan ke arah matahari dengan jarak paling sekitar 6,4 juta kilometer dari matahari. Jarak tersebut sudah berada di dalam orbit Merkurius.
sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5235069
NASA Temukan 'Planet Alien', Kembaran Bumi
Diposting oleh risky
NASA Temukan 'Planet Alien', Kembaran Bumi?

Gambaran dua planet seukuran Saturnus mengorbit satu bintang (NASA| Daily Telegraph)
VIVAnews -- Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan temuan baru yang dihasilkan satelit Kepler, Kamis 26 Agustus 2010.
Kepler menemukan kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah dilihat sebelumnya itu mengelilingi sebuah bintang -- seperti planet dalam tata surya yang mengelilingi Matahari. Temuan itu dinamakan sistem Kepler 9.
Pengamatan dari observatorium Kepler mengkonfirmasikan dua planet seukuran Saturnus mengorbit sebuah bintang -- dalam jarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi.
Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.
Mengapa kandidat? Karena keberadaannya belum terkonfirmasi.
Sampai saat ini, para astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet yang potensial seperti Bumi -- dalam arti bisa menopang kehidupan. Namun, analisa awal mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali Bumi.
Observasi lanjutan dari sistem planet tersebut akan membantu menjawab pertanyaan adakah kehidupan di luar Bumi.
"Kami berharap dalam beberapa hari atau minggu, kami bisa memastikannya," kata William Borucki, peneliti utama Keppler di
Pusat Penelitian Ames milik NASA, seperti dimuat laman Space, 26 Agustus 2010.
Untuk kali pertamanya, analisis pengamatan Kepler juga dikombinasikan dengan waktu transit dan observasi kecepatan radial untuk memperkirakan massa planet-planet alien itu.
Dua planet terbesar dalam sistem ini yang dinamakan Kepler 9b dan Kepler 9c -- ditemukan memiliki diameter yang hampir sama. Keduanya punya massa dan kepadatan seperti Saturnus.
Namun, dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang -- mirip Matahari, seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.
Planet Kepler adalah kelompok planet ke dua yang diumumkan minggu ini. Sebelumnya, astronom Badan Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan 'tata surya' yang terdiri dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun cahaya dari Bumi.
Kembaran Bumi?
Para astronot belum menemukan planet mirip Bumi dari observatorium Kepler.
Jika keberadaan planet ketiga mirip yang Bumi sudah ada konfirmasi, planet itu bisa menjadi 'planet terkecil' yang dikenal.
"Kami bisa mengatakan, dalam hal ukuran fisik, ini akan jadi yang terkecil, tapi kami belum mengetahui massanya," kata Matthew Holman, staf direktur divisi teori astrofisika di Harvard-Smithsonian Center, yang mengkonfirmasi temuan Kepper.
Keppler mengungkapkan, planet ketiga ini memiliki radius 11,5 kali Bumi dan memiliki periode orbital sekitar 1,6 hari di Bumi -- lebih pendek dari Kepler-9b dan 9c.
Para peneliti sedang meneliti apakah kandidat 'Kembaran Bumi' mengorbit di bintang yang sama dengan dua planet lain.
"Salah satu pesan dari pekerjaan ini adalah bahwa Kepler membuat kemajuan menuju tujuan untuk menemukan sistem planet yang mirip dengan tata surya kita."
Namun dalam hal kelayakan huni, sistem Kepler-9 mungkin bukan tempat yang tepat untuk mencari kehidupan.
"Planet-planet ini seperti tidak layak huni," kata Holman. Diperkirakan temperatur dua planet terbesar sangat tinggi, sekitar 740 derajat Kelvin (872 derajat Fahrenheit) dan 540 derajat Kelvin (512 derajatFahrenheit).
"Temperatur itu jauh di atas titik didih air, maka diduga kuat itu bukan planet berpenghuni. (hs)
SUMBER : http://dunia.vivanews.com/news/read/173730-nasa-temukan--planet-alien---kembaran-bumi
READ MORE - NASA Temukan 'Planet Alien', Kembaran Bumi

Gambaran dua planet seukuran Saturnus mengorbit satu bintang (NASA| Daily Telegraph)
VIVAnews -- Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan temuan baru yang dihasilkan satelit Kepler, Kamis 26 Agustus 2010.
Kepler menemukan kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah dilihat sebelumnya itu mengelilingi sebuah bintang -- seperti planet dalam tata surya yang mengelilingi Matahari. Temuan itu dinamakan sistem Kepler 9.
Pengamatan dari observatorium Kepler mengkonfirmasikan dua planet seukuran Saturnus mengorbit sebuah bintang -- dalam jarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi.
Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.
Mengapa kandidat? Karena keberadaannya belum terkonfirmasi.
Sampai saat ini, para astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet yang potensial seperti Bumi -- dalam arti bisa menopang kehidupan. Namun, analisa awal mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali Bumi.
Observasi lanjutan dari sistem planet tersebut akan membantu menjawab pertanyaan adakah kehidupan di luar Bumi.
"Kami berharap dalam beberapa hari atau minggu, kami bisa memastikannya," kata William Borucki, peneliti utama Keppler di
Pusat Penelitian Ames milik NASA, seperti dimuat laman Space, 26 Agustus 2010.
Untuk kali pertamanya, analisis pengamatan Kepler juga dikombinasikan dengan waktu transit dan observasi kecepatan radial untuk memperkirakan massa planet-planet alien itu.
Dua planet terbesar dalam sistem ini yang dinamakan Kepler 9b dan Kepler 9c -- ditemukan memiliki diameter yang hampir sama. Keduanya punya massa dan kepadatan seperti Saturnus.
Namun, dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang -- mirip Matahari, seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.
Planet Kepler adalah kelompok planet ke dua yang diumumkan minggu ini. Sebelumnya, astronom Badan Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan 'tata surya' yang terdiri dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun cahaya dari Bumi.
Kembaran Bumi?
Para astronot belum menemukan planet mirip Bumi dari observatorium Kepler.
Jika keberadaan planet ketiga mirip yang Bumi sudah ada konfirmasi, planet itu bisa menjadi 'planet terkecil' yang dikenal.
"Kami bisa mengatakan, dalam hal ukuran fisik, ini akan jadi yang terkecil, tapi kami belum mengetahui massanya," kata Matthew Holman, staf direktur divisi teori astrofisika di Harvard-Smithsonian Center, yang mengkonfirmasi temuan Kepper.
Keppler mengungkapkan, planet ketiga ini memiliki radius 11,5 kali Bumi dan memiliki periode orbital sekitar 1,6 hari di Bumi -- lebih pendek dari Kepler-9b dan 9c.
Para peneliti sedang meneliti apakah kandidat 'Kembaran Bumi' mengorbit di bintang yang sama dengan dua planet lain.
"Salah satu pesan dari pekerjaan ini adalah bahwa Kepler membuat kemajuan menuju tujuan untuk menemukan sistem planet yang mirip dengan tata surya kita."
Namun dalam hal kelayakan huni, sistem Kepler-9 mungkin bukan tempat yang tepat untuk mencari kehidupan.
"Planet-planet ini seperti tidak layak huni," kata Holman. Diperkirakan temperatur dua planet terbesar sangat tinggi, sekitar 740 derajat Kelvin (872 derajat Fahrenheit) dan 540 derajat Kelvin (512 derajatFahrenheit).
"Temperatur itu jauh di atas titik didih air, maka diduga kuat itu bukan planet berpenghuni. (hs)
SUMBER : http://dunia.vivanews.com/news/read/173730-nasa-temukan--planet-alien---kembaran-bumi
Ilmuwan Tangkap 'Nyanyian' Bintang
Diposting oleh risky


Para ilmuwan menangkap 'lagu' dari bintang, sebagai bagian dari pengetahuan terkini untuk mengetahui apa yang ada di permukaannya.
Ahli astrofisika dari University of Birmingham dan para ilmuwan sedang bekerja dengan NASA untuk mengukur perubahan kecemerlangan cahaya dari bintang KIC 11026764, yang diberi nama Gemma dan berukuran sekitar dua kali matahari. Demikian seperti yang dikutip dari Telegraph, Senin (8/11/2010).
Bintang Gemma, yang berjarak sekitar 3.100 triliun mil dari Bumi, bergetar seperti sebuah instrumen musik yang disebut sebagai 'goyanganbintang', yang beresonansi dari permukaan sampai ke intinya. Suara dari bintang tersebut terdengar seperti angin yang bertiup di sebuah mikrofon.
"Bintang-bintang beresonansi seperti sebuah instrumen musik raksasa. Bintang-bintang membuat suara secara alami tapi kita tidak bisa mendengarkannya karena harus ke luar angkasa dahulu," jelas Dr. Bill Chaplin, seorang astroseismolog di Birmingham University yang mengambil bagian dari penelitian tersebut.
"Seperti sebuah instrumen musik, struktur dari bintang itu tidak terlalu padat sampai ke intinya, jadinya suara-suara tersebut terperangkap di dalam lapisan luar dan bergema-gema di sekitar dalamnya," jelasnya.
Chaplin mengatakan bahwa getaran-getaran ini mungkin dapat membantu para astronom untuk mempelajari lebih jauh mengenai usia, ukuran dan komposisi bintang-bintang lainnya. Penelitian
ini dilakukan enam bulan setelah para ilmuwan di Shefield University merekam harmoni musikal yang menakutkan dari permukaan matahari. Dr. Chaplin bekerja dengan tim ilmuwan internasional menggunakan data yang tertangkap oleh teleskop angkasa Kepler milik NASA, untuk mencari planet-planet yang mengorbit di galaksi kita.
Para ilmuwan menemukan bahwa mereka dapat juga menggunakan teleskop untuk meneliti perubahan-perubahan kecemerlangan bintang yang disebabkan oleh goyangan-goyangan tersebut.
Seperti halnya cello yang menghasilkan nada yang lebih rendah dari biola, bintang yang lebih besar juga menghasilkan getaran frekuensi yang lebih rendah, membuat para ilmuwan bisa mengukur ukuran dari sebuah bintang. Para ilmuwan juga bisa menggali informasi mengenai komposisi dari sebuah bintang dan apa struktur internal yang membuat getaran suara itu terjadi.
Dengan menggunakan metode-metode pengukuran ini, para ilmuwan memperkirakan bahwa bintang Gemma berusia lebih dari 5,94 milyar tahun, atau sekitar satu milyar tahun lebih tua dari matahari kita. Bintang tersebut telah tumbuh dua kali dari matahari kita dan akan terus tumbuh menjadi sebuah bintang merah raksasa, pertanda sebuah bintang yang akan mati.
"Kini kita memasuki wilayah baru dari astrofisika perbintangan," ujar Thomas Kallinger, pimpinan penulis dari studi mengenai bintang merah raksasa, dari University of British Columbia.
"Teleskop bintang Kepler menyediakan kita data yang akan mengubah pandangan kita mengenai bintang-bintang," tambah Kallinger.
SUMBER BERITA !!! KLIK DISINI
5 Fakta Tentang Bulan Yang Mungkin Belum Kita Ketahui
Diposting oleh risky

Bulan yang biasa kita amati pada malam hari ternyata menyimpan suatu misteri unik yang tetap dipertanyakan oleh para ahli. Keberadaannya, usianya, dan bahkan semua tentang bulan membuat gambaran dari bulan itu sendiri menjadi suatu misteri bagi penduduk bumi.
Dr. Robin Brett dari NASA pernah mengatakan bahwa, “sepertinya lebih mudah menjelaskan mengapa bulan tidak ada daripada mengapa ada bulan.”
Usia Bulan
Salah satu yang paling membingungkan dari bulan adalah usianya. Hampir semua dari bebatuan bulan yang dibawa ke bumi untuk diamati ternyata mempunyai usia 90% lebih tua dibandingkan dengan bebatuan bumi yang paling tua sekalipun. Hingga saat ini bebatuan bumi yang paling tua yang pernah ditemukan adalah yang berumur 3,7 miliar tahun, sedangkan bebatuan bulan ternyata berusia antara 4,3 dan 5,3 miliar tahun. Penelitian tentang bulan ini sekaligus membuat lutut dari para pengagum teori kreasonis (teori penciptaan bumi) sempat gemetar. Dalam bible sendiri dicatat bahwa bulan diciptakan pada hari keempat, dan seharusnya apapun yang ditemukan para ahli diluar sana mengenai bulan akan mengatakan bahwa bulan setidaknya lebih muda dari bumi. Jika dalam beberapa dekade kedepan tidak ditemukan lagi bebatuan bumi yang lebih tua, maka kemungkinan fakta mengenai bulan akan mulai mengolok-olok para pengagum teori kreasonis.
Bulan Berongga
Ketika akan meninggalkan bulan dalam misi pendaratan di bulan, pesawat apolo 12 melontarkan pesawat pendarat kembali ke bulan, dan dari apa yang dicatat oleh mesin pencatat gempa yang dipasang di bulan, ternyata terjadi gempa yang berlangsung selama lebih dari 15 menit dalam radius 72km dan mengeluarkan dengungan. Sama halnya ketika kita memukul tong kosong dengan martil sekuat tenaga, maka tong tersebut akan mengeluarkan bunyi dari getaran yang dihasilkan. Hal yang sama juga terjadi pada bulan, dan ini telah membuktikan bahwa bulan itu kosong.
Debu yang Hilang
Jika memang bulan memiliki usia seperti bebatuannya yang berhasil diteliti, maka seharusnya ada tumpukan debu yang menutupi permukaannya setebal 180 kaki, namun nyatanya debu yang menutupi permukaan bulan hanya setebal 2 inci.
Berlapiskan Unsur Logam
Komposisi bebatuan bulan ternyata bukan sembarang bebatuan. Ketika para ahli mencoba melakukan pengeboran di bulan mereka terkejut karena mendapati permukaan bulan terlalu sukar untuk ditembus. Setelah diteliti, ternyata terdapat komposisi unsor logam yang sangat keras, yaitu unsur logam titanium, bahan yang sama yang digunakan untuk membuat pesawat antariksa. Kesimpulan mengenai bulan pun semakin bertambah yaitu, bola titanium raksasa yang berongga.
Dewa Anjing Menelan Matahari
Orang dahulu acap kali berhasil mengamati suatu fenomena alam yang aneh, mereka menyebutnya dengan istilah “dewa anjing menelan matahari”, di saat itu akan ada benda langit berwarna hitam menutup total matahari, langit siang hari yang terang benderang tiba-tiba menjadi gelap gulita, dipenuhi dengan kelap-kelip bintang, yaitu “gerhana matahari total” yang dikenal oleh ilmuwan sekarang ini. Pada saat gerhana matahari total, benda langit hitam yang kita lihat adalah bulan, ukuran bulan persis bisa menutupi matahari, artinya jika dilihat dari bumi, bulan dan matahari sama besarnya.
Belakangan astronom mendapati, bahwa jarak matahari ke bumi persis 395 kali lipat jarak bulan ke bumi, sedangkan diameter matahari juga persis 395 kali lipat diameter bulan, maka jika dilihat dari bumi, bulan persis sama besarnya dengan matahari. Diameter bumi adalah 12.756 km, diameter bulan 3.467 km, dan diameter bulan adalah 27%-nya diameter bumi.
Sumber : http://situslakalaka.blogspot.com/2010/10/5-fakta-tentang-rembulan-yang-jarang.html
Sumber : http://situslakalaka.blogspot.com/2010/10/5-fakta-tentang-rembulan-yang-jarang.html
Badai Matahari Pernah Terjadi pada 1 September 1859
Diposting oleh risky


Diposting oleh risky
Celah sepanjang 55 kilometer di gurun Ethiopia diperkirakan akan berkembang menjadi samudra baru. Celah selebar 6 meter di beberapa titik tersebut mulai terbuka tahun 2005, dan sejumlah ahli geologi yakin itu akan menjadi cikal bakal samudra baru.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan tim peneliti internasional dan dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, terungkap bahwa proses terbentuknya celah itu serupa dengan yang terjadi di dasar samudra. Aktivitas yang sama saat ini juga terjadi di Laut Merah.
Menggunakan kumpulan data seismik dari 2005, para peneliti mencoba merekonstruksi peristiwa itu untuk menunjukkan bahwa celah itu terbuka sepanjang 55 kilometer hanya dalam waktu beberapa hari. Mulanya, Dabbahu, yang merupakan gunung berapi di ujung utara celah, meletus, lalu aliran magma mendorong melalui tengah-tengah celah dan mulai membuka retakan di kedua arah.
"Kita tahu bahwa pegunungan dasar laut muncul akibat desakan magma seperti ini, tapi kita tak pernah tahu bahwa desakan magma bisa membuatnya terpecah seperti ini," kata Cindy Ebinger, Profesor Ilmu Bumi dan Lingkungan Hidup di Universitas Rochester.
Hal itu menunjukkan bahwa gunung berapi aktif di sepanjang tepi lempeng tektonik samudra bisa tiba-tiba pecah dalam bagian yang luas, dan bukan dalam bagian kecil-kecil seperti yang diyakini selama ini. Peristiwa retakan yang datang tiba-tiba di daratan akan lebih berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” ucap Ebinger.
Lempengan Afrika dan Arab yang bertemu di padang terpencil Afar Ethiopia Utara kini mulai merekah akibat proses itu dengan laju kurang dari 1 inci per tahun selama 30 juta tahun terakhir. Celah ini membentuk depresi Afar sepanjang 300 km hingga Laut Merah.
Melalui jalur itu, Laut Merah diperkirakan akan mengalir ke rekahan Ethiopia dan membentuk laut baru sekitar sejuta tahun mendatang. Laut baru itu akan menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden, serta Laut Arab antara Yaman di Jazirah Arab dan Somalia di Afrika Timur.
Sumber :
misteri-us.blogspot.com
READ MORE -

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan tim peneliti internasional dan dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, terungkap bahwa proses terbentuknya celah itu serupa dengan yang terjadi di dasar samudra. Aktivitas yang sama saat ini juga terjadi di Laut Merah.
Menggunakan kumpulan data seismik dari 2005, para peneliti mencoba merekonstruksi peristiwa itu untuk menunjukkan bahwa celah itu terbuka sepanjang 55 kilometer hanya dalam waktu beberapa hari. Mulanya, Dabbahu, yang merupakan gunung berapi di ujung utara celah, meletus, lalu aliran magma mendorong melalui tengah-tengah celah dan mulai membuka retakan di kedua arah.
"Kita tahu bahwa pegunungan dasar laut muncul akibat desakan magma seperti ini, tapi kita tak pernah tahu bahwa desakan magma bisa membuatnya terpecah seperti ini," kata Cindy Ebinger, Profesor Ilmu Bumi dan Lingkungan Hidup di Universitas Rochester.
Hal itu menunjukkan bahwa gunung berapi aktif di sepanjang tepi lempeng tektonik samudra bisa tiba-tiba pecah dalam bagian yang luas, dan bukan dalam bagian kecil-kecil seperti yang diyakini selama ini. Peristiwa retakan yang datang tiba-tiba di daratan akan lebih berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” ucap Ebinger.
Lempengan Afrika dan Arab yang bertemu di padang terpencil Afar Ethiopia Utara kini mulai merekah akibat proses itu dengan laju kurang dari 1 inci per tahun selama 30 juta tahun terakhir. Celah ini membentuk depresi Afar sepanjang 300 km hingga Laut Merah.
Melalui jalur itu, Laut Merah diperkirakan akan mengalir ke rekahan Ethiopia dan membentuk laut baru sekitar sejuta tahun mendatang. Laut baru itu akan menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden, serta Laut Arab antara Yaman di Jazirah Arab dan Somalia di Afrika Timur.
Sumber :
misteri-us.blogspot.com
Saksikan Gerhana Matahari Terlama Milenium Ini
Diposting oleh risky
Setelah gerhana bulan pada awal tahun 2010, publik di Indonesia akan disuguhkan peristiwa alam lainnya yang unik, yaitu gerhana matahari cincin pada Jumat (15/01/2010) mendatang. Bahkan, ini bakal menjadi gerhana matahari paling lama di milenium ini.

Gerhana yang diperkirakan berlangsung 11 menit delapan detik ini akan melewati Afrika bagian tengah, Samudera India, dan sebagian wilayah Indonesia.
Titik maksimum gerhana hanya akan terjadi di Samudra Hindia, tetapi masyarakat yang tinggal antara lain di Afrika tengah, Kenya, China, dan Myanmar bisa melihat fase gerhana cincin. Adapun total jalur penumbra gerhana ini mencapai 333 kilometer.
Sayangnya, di Indonesia, gerhana ini hanya terlihat parsial atau sebagian sehingga tidak akan terlihat berbentuk seperti cincin saat puncaknya. Hanya sedikit bagian Matahari yang tertutup bayang-bayang Bumi, tak lebih dari 10 persen.
"Kecuali, di Aceh yang mungkin bisa 50 persen," tutur Clara Yatini, Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Rabu (13/01/2010).
Wilayah di Indonesia yang bisa melihat gerhana matahari ini adalah di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Proses gerhana yang dimulai dengan masuknya bayang-bayang bulan di permukaan bumi akan dimulai pukul 14.39 WIB. Puncak gerhana akan terjadi pada 15.55 WIB.
Gerhana matahari yang selama ini, lebih dari 11 menit, baru akan kembali terjadi pada 1.033 tahun kemudian, yaitu tepatnya pada tahun 3043. Menurut catatan, gerhana matahari selama ini hanya dikalahkan pada peristiwa tahun 1992 yaitu dengan waktu 11 menit 41 detik.
Sumber :
sains.kompas.com
READ MORE - Saksikan Gerhana Matahari Terlama Milenium Ini
Gerhana yang diperkirakan berlangsung 11 menit delapan detik ini akan melewati Afrika bagian tengah, Samudera India, dan sebagian wilayah Indonesia.
Titik maksimum gerhana hanya akan terjadi di Samudra Hindia, tetapi masyarakat yang tinggal antara lain di Afrika tengah, Kenya, China, dan Myanmar bisa melihat fase gerhana cincin. Adapun total jalur penumbra gerhana ini mencapai 333 kilometer.
Sayangnya, di Indonesia, gerhana ini hanya terlihat parsial atau sebagian sehingga tidak akan terlihat berbentuk seperti cincin saat puncaknya. Hanya sedikit bagian Matahari yang tertutup bayang-bayang Bumi, tak lebih dari 10 persen.
"Kecuali, di Aceh yang mungkin bisa 50 persen," tutur Clara Yatini, Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Rabu (13/01/2010).
Wilayah di Indonesia yang bisa melihat gerhana matahari ini adalah di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Proses gerhana yang dimulai dengan masuknya bayang-bayang bulan di permukaan bumi akan dimulai pukul 14.39 WIB. Puncak gerhana akan terjadi pada 15.55 WIB.
Gerhana matahari yang selama ini, lebih dari 11 menit, baru akan kembali terjadi pada 1.033 tahun kemudian, yaitu tepatnya pada tahun 3043. Menurut catatan, gerhana matahari selama ini hanya dikalahkan pada peristiwa tahun 1992 yaitu dengan waktu 11 menit 41 detik.
Sumber :
sains.kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)